Terra cotta Pasukan Penjaga Kubur

drabudik
0

 


Silaturrakhim ke Negeri Panda 12


Pagi ini kami harus siap lebih pagi, tidak seperti yang sehari sebelumnya yang agak santai. Karena hari ini kami harus check out dari apartemen pada tengah hari. Sedangkan saat ini kami harus mengunjungi destinasi wisata dunia yang baru ditemukan pertengahan abad yang lalu oleh seorang petani secara tidak sengaja.


Hari ini kami lebih banyak berdoa. Bahasa dunianya, ibarat gambling. Reservasi tiket melalui online sudah tidak tersedia. Namun kami beranikan diri untuk tetap mengunjungi area wisata dunia ini. Karena memang tidak mudah untuk bisa mencapai daerah yang merupakan salah satu ikon negeri panda ini.


Konsekuensi dari pilihan ini, kami harus membagi 2 kelompok dan rela untuk pergi bertiga. Tidak hanya itu, kami juga harus membawa sebagian perbekalan yang ada. Karena tengah hari nanti harus check out dari apartemen.


Kami berangkat lebih awal, dengan harapan bisa mendapatkan tiket yang secara online sudah tutup. Siapa tahu ada yang membatalkan, sehingga dengan rasa penuh optimis kami nekat kesana.




Dengan taksi online kami berangkat pk 8.27 waktu setempat. Driver yang membawa kami sangat baik, ramah dan melayani. Dengan biaya 150 Yuan kami menumpangi mobil listrik lokal BYD, sangat bagus. Awalnya kami mengira 250 Yuan, setelah kami berikan sebesar itu, dikembalikan pada kami.


Setelah berjalan lewat tol sekitar 1 jam, kami pun keluar dari jalan tol, dengan lebar jalan yang terbatas. Dan kepadatan lalu lintas mulai kami rasakan setelah mendekati lokasi. Yang akhirnya tibalah kami di area destinasi wisata dunia Terra cotta, yang sangat luar biasa kepadatan pengunjungnya.



Kami melihat antrian yang sangat panjang serta padat, sempat juga merasa cemas khawatir kalau kehabisan tiket. Karena kami bertiga tidak faham bahasa Mandarin. Dan kami langsung menuju tourism centre agar bisa komunikasi untuk memastikan mendapatkan tiket. Dan alkhamdulillah kami masih bisa memperolehnya.


Langkah kedua mencari penitipan barang yang lokasi di ujung sebelah arah yang berlawanan. Padahal halaman sangat luas dan cuaca di Agustus 2023 saat itu sangat panas. Namun semua itu tidak kami pedulikan karena tekad serta kegembiraan sudah mengantongi tiket masuk Terra cotta.


Pasukan terra cotta atau The Terracotta Army merupakan salah satu situs bersejarah paling spektakuler di negeri panda. Terletak di timur laut Xi'an, terkenal karena adanya ribuan patung prajurit dan kuda dari tanah liat yang berada di sana. Terra cotta berarti tanah liat yang dibakar, sehingga terlihat merah bata atau tembikar.



Destinasi wisata yang sudah menjadi warisan budaya dunia ini, dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Qin Shi Huang dari Dinasti Qin (sekitar 2 abad SM). Kaisar Qin lah, penguasa pertama yang berhasil menyatukan seluruh kedaulatan China. Dengan kekuasaannya, dia memerintahkan pembangunan makam kekaisarannya yang besar. Dengan maksud agar makamnya terlindungi dari ancaman musuh dan juga sebagai lambang kekuasaannya.


Pembangunan makam spektakuler The Terracotta Army dimulai pada tahun 246 SM dan memakan waktu 36 tahun untuk menyelesaikannya. Patung prajurit dibuat oleh seniman terampil dan pengrajin tanah liat. Pengaturan sedemikian rupa sehingga menyerupai pasukan sungguhan dengan perwira, prajurit, dan pasukan berkuda yang siaga dengan perlengkapan tempur.


Ribuan pasukan kavaleri siap tempur yang terkubur ribuan tahun di bawah tanah, pada pertengahan abad lalu baru ditemukan oleh seorang petani. Galian petani yang terantuk benda keras, menjadi awal dimulainya suaka area yang sangat luas ini. Situs yang pada semangat awalnya merupakan makam, beralih menjadi destinasi wisata yang sangat digandrungi oleh siapapun d dunia ini.


Setiap wisatawan terpesona, setelah memasuki gedung tinggi besar yang menaungi situs utama Tetra cotta. Gedung yang berbentuk seperti hanggar pesawat ini, dipenuhi oleh wisatawan, semuanya menyaksikan patung tanah liat pasukan penjaga makam kaisar. Gedung hanggar pertama berisi lebih dari 5000 patung prajurit siap tempur serta pasukan berkuda dan kereta perang.


Gedung hanggar berikutnya yang lebih kecil, juga menampilkan pasukan tempur yang jumlahnya lebih sedikit. Namun postur patung terra cotta disini lebih besar dibandingkan yang pertama. Apa mungkin ini adalah pasukan pilihan yang lebih kuat. Dan hanggar ketiga, mungkin menggambarkan masyarakat sipil dengan rojokoyo nya. Mereka semua sebagai simbol loyalitas yang tinggi kepada kaisar.


Itulah sekelumit kisah tentang terra cotta yang banyak digandrungi para wisatawan. Setelah kami menitipkan barang, segera antri ke baris paling kanan. Jalur khusus yang harus scan paspor agar bisa masuk area patung tanah liat ini. Sama juga harus antri panjang di antara ribuan turis lokal.


Setelah masuk dan mendapatkan toilet, kami segera bergegas ke area patung. Cukup jauh, sekitar 1 km, namun tidak terasa karena dipenuhi dengan wisatawan. Dan semuanya harus antri lagi, ketika mendekati bangunan yang mirip hanggar itu. Area antri cukup panas, karena memang arena terbuka.



Semua orang cukup lega, setelah berada di teras bangunan utama terra cotta. Walaupun masuknya cukup berdesakan. Dengan berdoa dan sabar, kami bisa mencapai sampai di depan pagar pembatas. Kami bisa melihat dan mengamati dengan jelas. Bisa mengambil foto serta selpi sesuka hati. Namun harus tahu diri, masih banyak yang mengharapkan tempat itu, dan kami pun harus bergantian dengan wisatawan yang lain.


Itulah tujuan utama destinasi wisata warisan dunia yang diakui oleh UNESCO. Ribuan patung tanah liat dengan replika ukuran sesuai aslinya yang sangat memikat. Seni patung yang luar biasa ribuan tahun silam tidak kalah hebatnya dengan ahli saat ini.


Kami melanjutkan ke gedung lain, juga ke museum yang menyimpan kondisi hunian atau habitat masa itu. Serta timeline atau kisah reka ulang bangsa negeri panda itu. Semuanya kami hampiri walau hanya sekilas saja, karena selain waktu kami terbatas, pengunjung juga berjubel.


Sekitar dhuhur, kami mengakhiri penjelajahan di Terracotta Army, dengan rehat sejenak menikmati kopi di Starbucks. Setelah peluh kami terseka oleh AC yang cukup sejuk, kami beranjak untuk segera meninggalkan destinasi wisata dunia ini.



Ternyata untuk mencapai pintu keluar pun, kami juga harus mengikuti semacam antrian dengan memutarkan jalur. Mungkin saja untuk antisipasi keamanan agar tidak mudah lepas kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.


Itulah cagar budaya yang terpelihara dengan baik hingga faktor keamanan juga terkontrol dengan siaga. Jumlah pengunjung pun sebenarnya sangat dibatasi. Sehingga bila plafon kuota sudah terpenuhi, tidak akan bisa menambahnya.

Ber Sam bung . . . 13


Semoga kita selalu sehat. (Abk)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Accept !