Silaturrakhim ke Negeri Panda 10
Usai sholat subuh kami meluruskan badan sebentar, walau akhirnya juga tertidur sejenak. Karena pada 8 Agustus lalu, subuh disana 03.50, sehingga kami berani menambah istirahat sebentar.
Kami semua mulai bergegas sekitar pukul 06.00, untuk menyiapkan barang bawaan secukupnya. Beberapa pakaian itu sudah kami packing sebelumnya, dan tidak terlalu banyak. Semuanya untuk kebutuhan sekitar 5 hari menuju dua kota di China tengah utara.
Kami berjalan ke stasiun trem yang berada di seberang komplek apartemen. Pada jam 08.07 trem kota membawa kami ke stasiun Jiaxing dengan lancar. Dan langsung beralih ke kereta cepat menuju stasiun Shanghai.
Pada 11.48 waktu setempat, kereta cepat yang kami tumpangi berangkat menuju ke Xian. Kereta listrik cepat ini, jarang singgah di stasiun, hanya berhenti di beberapa stasiun tertentu. Laju kecepatan kereta sampai 305 km/jam.
Kereta ini bertuliskan CRH (China Railway Highspeed), tidak melewati perlintasan kereta seperti di negeri kita. Kalau harus melintasi jalan raya, rel kereta akan naik dan menyeberang diatas jalan raya. Benar benar bebas hambatan, melintas di area persawahan atau bahkan menembus bukit.
Sejak pukul 12.37, kereta cepat ini melaju menembus bukit. Karena berkecepatan tinggi, peralihan dari gelap ke terang dirasakan begitu cepat. Dan dari awal kami menghitung terowongan yang dilalui sebanyak 43 terowongan. Wow bukan main, ada terowongan yang pendek dan ada pula yang panjang.
Kami naik kereta cepat ke Xian, dengan jarak tempuh sekitar 1400 km dari kota metropolitan Shanghai. Dan sampai disana jam 18.55 waktu setempat, yang pada saat itu sekitar maghrib. Kami mendapat apartemen di tengah kota yang cukup ramai di lantai 30, dengan pertokoan bahan logistik di lantai dasar.
Xian merupakan salah satu kota yang sangat penting dalam sejarah kuno China. Kota yang pernah menjadi ibukota pemerintahan dan lintasan utama jalur sutra ke negeri timur tengah. Jalur perdagangan kuno antara pantai timur benua paling luas dan Asia Tengah, yang sekarang tergantikan dengan lintasan super cepat dari kereta listrik.
Rel kereta yang pernah mengguncang kebutuhan besi dunia, khususnya dari negeri ini, membentang dari garis pantai Pasifik ke negeri timur tengah. Tidak hanya satu jalur. Di belahan utara, tengah dan selatan, dan itupun lebih dari double track. Dan setiap belahan atau diantaranya sudah terhubung. Sehingga sudah menjadi jejaring rel kereta yang nyaris lengkap.
Setelah merapikan barang bawaan, kami segera bersiap untuk bergegas menuju ke salah satu city tour. Kali ini kami akan mengunjungi Halal Street.
Halal street setiap malam penuh dengan pengunjung, bahkan layaknya sebuah pasar malam. Bukan pameran ataupun pertunjukan, lebih dari 90% kios atau lokasi mereka menjajakan makanan, dan semuanya dihampiri pembeli, bahkan mungkin pelanggan.
Berbagai macam makanan Halal bisa kita dapatkan disana dengan harga standar. Semua jenis makanan tersedia, namun didominasi makanan tradisional setempat. Hal inilah yang justru menjadi magnet para pengunjung untuk hadir ke Halal street.
Yang hadir bukan hanya dari minoritas muslim saja, tetapi dari semua unsur masyarakat muda. Karena viral nya makanan di medsos pada era society 5.0 ini, sehingga Halal Street menjadi tujuan dan milik masyarakat secara universal.
Begitu pula resto yang kami kunjungi untuk makan malam, banyak tamu yang silih berganti. Masakan suku Hui terkenal lezat dan tetap terjaga keasliannya lebih menyehatkan bila mengkonsumsinya. Karena semua bahan makanan pilihan yang mendukung kesehatan.
Pengunjung Halal street tidak hanya dari salah satu unsur masyarakat, tetapi lebih dari industri wisata kuliner. Viralnya pasar malam jajanan tradisional ini, bukan baru saja ada, namun sudah turun temurun dari zaman kekaisaran.
Kami juga mengunjungi masjid yang berada di area kuliner itu. Namun karena sudah larut malam, masjid telah ‘tutup’, dan kami hanya bisa foto di depan gerbang saja. Pasar malam kuliner suku Hui ini telah dikenal sejak dahulu kala dan menjadi viral di era society 5.0 saat ini.
Ber Sam bung . . . 11
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
Baca juga www.suaramedika.com