MagLev Kereta Api Rasa Jet

drabudik
0

 


Silaturrahim ke negeri panda 3


Hanya sekejap kami meluruskan badan serta lelap sejenak, kami bangun harus menunaikan sholat subuh. Karena saat itu, lokasi kami di belahan bumi Utara yang masa siangnya lebih panjang dari malamnya. Namun setelah itu kami meneruskan untuk beristirahat lagi.


Sekitar jam 7.00 kami turun ke resto hotel untuk sarapan. Kami hanya berani mengambil roti tawar, telur rebus dan buah yang ada. Saat itu yang disediakan semangka, melon, jeruk dan tomat kecil. Kami memilih tempat duduk di luar dengan udara pagi yang bebas dan cukup sejuk. Sambil menikmati sarapan pagi kami mengamati sekitar hotel yang cukup strategis.




Sebelum kembali ke kamar, kami berfoto ria di depan hotel, di sebelah area parkir yang juga menyediakan charger mobil listrik. Di negeri ini sudah sejak lama memakai energi terbarukan untuk kendaraan. Enam tahun yang lalu ketika kami berkunjung kedua kalinya, sudah banyak juga kendaraan listrik, mulai sepeda, motor serta mobil lokal atau yang bermerek.




Kami segera bersiap ke Shanghai, barang bawaan dikirimkan ke rumah di Jiaxing agar bisa lebih santai menikmati udara di kota nomor 2 di China. Setelah semua urusan check out hotel beres, dan urusan pengiriman barang via travel cargo usai, kami segera berangkat. Kami berenam, empat dewasa dan dua anak, meluncur ke Shanghai dengan mengendarai shuttle bus yang selalu menghampiri hotel ke area bandara Pudong. Karena kami akan ke Shanghai dengan mengendarai MagLEv.


Nama MagLev diperoleh dari singkatan Magnetically Levitated Trains. Kereta Maglev Shanghai atau Shanghai Transrapid adalah kereta magnet levitasi, atau jalur maglev yang beroperasi di Shanghai, China. Jalur ini adalah yang pertama yang dioperasikan secara komersial dari sebuah garis levitasi magnetik berkecepatan tinggi di dunia. Saat kami menaiki MagLev bisa mencapai kecepatan 305 km/ jam, dan sangat stabil.




Bersyukur sudah bisa merasakan naik MagLev, yang termasuk masih langka di dunia. Inggris dan Jepang sudah mengembangkan jenis kereta ini walau masih terbatas pula. Di China sudah pernah meningkatkan kecepatan sampai 500 km/ jam, walau masih dalam uji coba. Teknologi kereta Maglev ini seperti terbang, sehingga tidak ada gesekan dengan rel. Kami belum bisa membayangkan.


MagLev mulai berangkat dan tancap gas pk 12.42, mencapai kecepatan tertinggi dengan lebih dari 300 km/ jam pada 12.47. Kami mengendarai MagLev hanya 7 menit, kemudian berhenti di sebuah stasiun dan harus ganti dengan kereta MRT biasa.


Kereta dengan kecepatan tinggi MagLev tadi, tentu saja semua penumpang harus duduk sesuai nomor seat. Sebelumnya kami membayangkan, para penumpang akan mengenakan safe belt, seperti halnya di pesawat atau mobil. Namun ternyata tidak. Malah pada saat kecepatan tinggi, kami coba untuk berdiri di depan tempat duduk, ternyata juga biasa saja.




Lain halnya dengan saat naik MRT, penumpang banyak, yang berdiri pun penuh seperti pada umumnya. Dimana mana MRT kondisi seperti itu, termasuk di negeri kita tercinta ini.


Dari salah satu stasiun di Shanghai, kami akan menuju Nanjing road yang menjadi salah satu ikon di kota terbesar kedua di China itu. Apa yang akan kami kunjungi disitu, nanti akan kami informasikan.


Ber Sam bung . . . 4


Semoga kita selalu sehat. (Abk)


Baca juga www.suaramedika.com

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Accept !