Duren Penutup Kisah Ini

drabudik
0

 

Bcia

Catatan Kisah Asmara Terjalin di Jalur Sutera 19


Tengah malam nanti kami harus meninggalkan Beijing. Itulah yang memberi semangat, mengapa tadi pagi kami nekat bersegera ke ikonik negeri panda ini. Karena kurang afdol kalau ke China tetapi belum naik diatas Tembok Besar yang merupakan salah satu keajaiban dunia.


Kami juga sudah lega, kemarin sudah bisa sholat di salah satu masjid di ibukota negeri tirai bambu. Masjid yang berada di ring satu ibukota layaknya Istiqlal, walau bentuk bangunan khas tradisional dan sudah kuno pula. Kami juga mendoakan saudara muslim disana agar bisa beribadah dengan lancar.


Setiba dari Great Wall, kami langsung berkemas dan menyiapkan semua barang bawaan. Tentunya setelah membersihkan diri dan memilah barang. Dan kami bersyukur, kepulangan dari Tembok Besar tadi relatif lancar, walau harus antri bis.


Akhirnya kendaraan menuju Beijing Capital International Airport sudah siap. Dan kami pun segera beranjak check out dari hotel. Kami memerlukan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke bandara internasional yang lama, karena pada waktu itu masih tahun 2017. Kami akan menuju KLIA2 di Malaysia.


Saat tiba di Beijing beberapa hari yang lalu, pada tengah malam. Dan saat ini kami meninggalkan ibukota negeri panda juga pada tengah malam. Sehingga kami tidak mengetahui dengan pasti bagaimana sebenarnya bandara BCIA ini.


Kami bersyukur, semua urusan emigrasi berjalan lancar. Dan kami bersembilan sudah memilih maskapai penerbangan Airasia. Dan butuh waktu sekitar 6 jam untuk mencapai Kuala Lumpur melalui KLIA2. Dan kami tidak melakukan apapun, kecuali istirahat dan tidur selama penerbangan.


Dan setiba di KLIA2 semua urusan imigrasi juga lancar. Dan kami sudah dijemput oleh keponakan yang akan mengantarkan kami ke rumah teman kakak yang sedang kosong. Perumahan dengan konsep hotel di kawasan Damansara, dengan fasilitas kelas atas. Setelah menata dan merapikan barang bawaan, kami menuju kolam renang agar lebih fresh.


Lebih dari satu jam, kami kembali ke kamar untuk bersiap diri untuk kuliner di sekitar kawasan pengembangan area baru ini. Kota satelit atau mungkin kota yang baru dikembangkan ini, cukup pesat kemajuannya dan ditunjang sarana dan prasarana sangat lengkap. Sehingga semuanya merasa nyaman.





Kami semua keluar menuju ke mall, untuk kuliner dan sekalian cuci mata. Tidak jauh dari perumahan elit itu, hanya beberapa ratus meter saja. Hampir semua memilih untuk menikmati steak, dan setiap hidangan yang kami lihat di kanan kiri kami juga sama.


Pada perjalanan pulang, kami melihat banyak sekali dijajakan durian di sepanjang jalan yang kami lewati. Dan akhirnya para anggota pun tergoda dengan aroma yang menusuk sampai ke ulu hati. Kami masuk di resto Durian 22S. Beraneka varian durian ada disana, termasuk yang langka sekalipun. Wah, ini melebihi Durian Ucok di Medan 2009 yang lalu, ketika kami kesana.





Tidak terasa sambil ngobrol, kami menghabiskan durian melebihi tarif saat kita kuliner ke resto steak tadi. Memang semua durian yang kami pesan lezat dan tidak kembali. Kalau di Ucok, ketika durian dibuka di depan kita, dan dirasakan sedikit dan ternyata kurang layak, akan diganti dengan yang baru. Kami pernah seperti itu di Ucok.


Kami pun segera pulang setelah usai, karena harus secepatnya berkemas dan istirahat. Kami berdua hanya semalam disitu, karena harus segera pulang, sehubungan habisnya cuti. Sedangkan rombongan dari Belanda masih beberapa hari tinggal disana.


Dengan dikawal oleh keponakan, kami menuju KLIA2 untuk menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya. Maka berakhirlah kisah perjalanan yang cukup panjang dan lancar, mengantarkan mempelai sampai ke negeri Cina. Semoga selalu bahagia, Sakinah Mawaddah wa Rokhmah.


Selesai


Semoga kita selalu sehat. (Abk)


Baca juga www.suaramedika.com

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Accept !