Catatan Kisah Asmara Terjalin di Jalur Sutera 14
Resepsi jamuan makan pernikahan pun usai, para tamu undangan satu persatu mulai berpamitan. Para keluarga masih tetap berada di gedung Ger, model khas bangunan suku Mongolia. Suasana masih segar, karena memang ber AC dan mempelai masih berada disitu.
Setelah acara berakhir, kami pun kembali menuju kamar. Dan sesudah membersihkan diri, kami beristirahat sejenak. Kami tidak kemana-mana, karena disekitar hotel hanya terlihat sabana dengan beberapa hewan ternak.
Kami tiduran di kamar, sekedar meluruskan badan untuk rehat sekejap. 'Jendela' luas, sekaligus menjadi ruang duduk santai walau hanya cukup 2 kursi. Tembok luar kamar sengaja terbuat dari kaca, sehingga dengan leluasa para tamu bisa melihat situasi luar. Ruang tidur dan ruang santai terpisah oleh korden.
Matahari mulai condong ke barat. Kami pun keluar, tidak berlama lama di dalam kamar. Ingin memaksimalkan waktu yang ada, kapan lagi berada di area seperti ini. Dan tidak mudah untuk bisa mencapai lokasi seperti itu.
Di halaman hotel tersedia sepeda roda empat, dan kami pun memanfaatkan mengitari hotel dengan menaikinya. Kami nikmati situasi yang ada dengan fasilitas yang tersedia. Suasana hotel yang berlokasi di tengah padang sabana.
Senang dan gembira sekali bisa menikmati situasi sore disana, walau hanya permainan sepeda saja. Hal sehari hari yang biasa seperti itu, bisa menjadi sesuatu yang luar biasa di tempat lain. Begitu juga permainan doubel sepeda ini, karena di hotel tempat rekreasi, menjadi sesuatu banget.
Setelah membersihkan diri dan ngobrol sejenak, usai sholat maghrib kami harus menghadiri jamuan makan malam. Di aula bawah depan kamar hotel, di samping halaman resepsi pernikahan tadi siang. Mungkin yang diundang ini sahabat yang lain yang tidak bisa hadir tadi siang.
Menu utama malam ini sangat menggoda, kambing guling dan sate kambing. Tusuk sate dari semacam jeruji, dimakan tanpa bumbu kecap ataupun kacang. Sayur segar juga terhidang di meja bundar sebagai menu penyeimbang. Makanan lain dan buah segar bisa menjadi pilihan para tamu. Namun sate kambing jeruji menjadi favorit para tamu yang didominasi para tamu muda.
Acara dilanjutkan permainan di pelataran hotel tempat pernikahan tadi pagi. Beberapa atraksi dari EO interaksi dengan para undangan. Dentuman musik dengan irama yang membangkitkan semangat, mampu mengusir dinginnya malam yang cerah saat itu. Permainan api yang dilakukan malam itu sangat memukau semua yang hadir.
Malam indah nan cerah yang juga disaksikan sang purnama, menjadi semakin meriah dan sangat berkesan bagi siapapun, terutama sang pengantin. Kesan bahagia bagi kedua mempelai serta seluruh yang hadir, tercermin dari serunya malam yang cerah dan insyaAllah penuh barokah.
Setelah hampir tengah malam dan angin berhembus semakin dingin, jamuan makan malam pun diakhiri dengan ucapan selamat kepada mempelai dan keluarga. Satu persatu para undangan pun meninggalkan hotel yang berkesan itu. Dinginnya hembusan angin malam mengharuskan kami agar segera masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.
Ber Sam bung . . . 15
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
Baca juga www.suaramedika.com