Catatan Kisah Asmara Terjalin di Jalur Sutera 8
Dengan harga tiket 15 yuan kami naik bis ke depan, namun tidak lewat jalur berjalan yang kami lewati tadi. Namun tujuan sama, depan Tiananmen, dengan memutar lebih jauh sedikit. Halte shuttle bus ini dekat dengan pintu masuk gerbang kerajaan kekaisaran Dinasti Ming ini.
Lumayan bisa agak mengistirahatkan fisik atau sekedar hemat energi. Dan kami juga bisa sedikit keliling di pusat ibukota negeri panda itu, walaupun hanya sekilas saja. Dan tepat dekat pintu gerbang Tiananmen kami semua turun shuttle bus. Suasana gerbang sudah tidak seperti tadi yang penuh dengan antrian pengunjung, sudah banyak berkurang. Kami semua merasa lega, sungguh gembira bisa tiba di depan istana kerajaan.
Yang pertama kami lakukan tentulah urusan foto dengan berbagai pose, untuk melampiaskan kegembiraan dan mengobati kelelahan sebelumnya. Kalau tadi jangankan foto, untuk menempatkan diri saja tidak mudah. Apalagi kami dengan anggota bertujuh yang belum tahu kanan kiri dan paham bahasa, khawatir terpisah di kerumunan massa.
Kami pun memasuki pintu gerbang, lumayan ramai tetapi tidak berdesakan serta lancar. Gerbang Tiananmen memiliki panjang 66 meter, lebar 37 meter, dan tinggi 32 meter, sampai atap. Bangunan diatasnya merupakan area kerajaan dengan desain tradisional Tiongkok. Pintu gerbang dijaga empat patung singa, dua patung persis di depan gerbang. Dua lainnya di depan jembatan sebelum gerbang. Menurut budaya negeri itu, patung itu diyakini dapat menangkal roh jahat.
Dua pilar batu dikenal dengan hua biao terletak dan menghiasi sekitar area depan gerbang. Fungsi awal dari pilar itu, sebagai sarana komunikasi antara rakyat dengan kaisar. Pilar untuk media tempel menyampaikan pesan dari rakyat.
Itulah beberapa unsur simbolik kekuasaan kerajaan yang terpelihara sampai saat ini. Dan ternyata di era milenial ini menjadi magnet dunia, yang bisa mengundang warga dunia untuk berkunjung ke Tiananmen.
Setelah memasuki pintu gerbang yang mirip lorong cukup panjang, berada di halaman dalam. Walau sepertinya di luar tidak seberapa ramai, di halaman dalam tampak cukup banyak wisatawan atau pengunjung. Halaman yang berbatas dengan beraneka bangunan gedung kerajaan, mungkin dengan berbagai fungsi juga.
Kami terus berjalan ke arah belakang. Tentunya setelah berfoto ria dengan berbagai gaya, seperti halnya semua wisatawan yang berada di halaman dalam kerajaan itu. Kami belum sempat menjelajahi setiap ruang bangunan itu, karena tidak bisa berkomunikasi. Dan sepertinya semua pengunjung sudah harus segera meninggalkan bangunan warisan sejarah itu. Karena sudah ada sinyal untuk tidak menerima pengunjung baru.
Beruntunglah, kami tadi masih bisa berkesempatan memasuki pintu gerbang Tiananmen. Dan bisa menikmati serta sedikit napak tilas masa kejayaan kekaisaran di masa lampau, walau hanya melihatnya dan foto di area yang masih di sakral kan itu.
Petugas sudah mulai menempati posisi strategis nya. Para wisatawan sudah mulai dihalau dengan mengarahkan ke rute jalan keluar. Dan kami mengambil jalur ke kiri. Kami juga tidak mengetahui dengan pasti, bedanya. Semuanya 'harus' naik mobil golf yang disediakan untuk keluar diantara danau di sekitarnya.
Mungkin kalau yang ke kanan, akan keluar melalui gerbang belakang yang tadi sudah kami kunjungi. Dan jalan keluar yang kami lewati ini, sepertinya melalui pintu ke samping timur.
Walau hanya sekilas kami merasa agak lega, daripada tidak sama sekali. Karena waktu kami terbatas oleh prioritas yang lain. Dan semua kunjungan ke destinasi wisata, adalah di luar dari rencana utama dalam perjalanan kami ke negeri panda ini.
Ber Sam bung . . . 9
Semoga kita selalu sehat
Baca juga www.suaramedika.com