Catatan Kisah Asmara Terjalin di Jalur Sutra 13
Saat itu 9 Juli 2017, cuaca sangat cerah, walau terkadang berawan tipis. Suhu udara tertinggi bisa sekitar 30°c, dan pada saat subuh atau sekitar jam 4 pagi waktu setempat sekitar 12°c. Di saat kami datang di kawasan itu, suhu udara cukup ramah, sekitar 26-28°c.
Hotel yang kami tempati, sekitar 100 meter dari jalan utama, namun di depan nya tidak ada bangunan apapun. Di kanan kiri dan belakang hotel, juga tidak ada bangunan besar. Di sebelah selatan hotel terlihat beberapa ekor kuda, yang di ternak disana. Karena daerah itu merupakan kawasan peternakan yang cukup luas dengan hamparan rumput sabana.
Hotel dengan Mongolian style, yang semua fasilitas mencerminkan adat Mongol menjadi sesuatu banget bagi kami. Sebelumnya kami tidak pernah membayangkan akan tinggal di kawasan seperti itu.
Setelah merapikan barang bawaan, kami semua segera bersiap untuk menghadiri resepsi pernikahan di hotel itu. Sejak dari rumah, kami semua sudah diberi info bahwa di saat resepsi, keluarga mengenakan pakaian lengkap, dengan jas. Dan kami sudah menyiapkan serta sudah kami pakai sejak tadi pagi dari ZhangJiaKao.
Kami menuju teras hotel untuk melihat situasi. Di halaman hotel ada panggung dan kursi yang sudah tertata rapi. Namun tidak terdapat terop sebagai atapnya. Sebelumnya kami mengira memang fasilitas hotel untuk tamu pada malam hari. Ternyata itulah tempat resepsi sesuai dengan tradisi disana.
Para undangan lain pun semakin banyak yang hadir dan langsung menempati kursi yang tersedia. Semuanya enjoy saja. Kami keluarga mempelai, harus duduk di deretan depan. Inilah uniknya, dan baru pertama kali kami ikuti. Resepsi pernikahan di udara bebas di tengah padang sabana yang luas. Sinar matahari tidak begitu panas, karena semilir angin membelai kami semua.
Saat itu suhu udara sekitar 25-26°c, cukup sejuk. Angin berhembus mengimbangi sengatan sinar matahari yang terkadang terhalang oleh awan tipis yang bergerak. Dan kami semua enjoy juga. Karena perhatian kami terfokus pada inti acara prosesi pernikahan di atas panggung.
Alkhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar, mulai temu mempelai kemudian pendampingan para orang tua. Kedua mempelai melaksanakan prosesi pernikahan dengan senyum bahagia dan keluarga serta para sahabat mengikuti seluruhnya dengan sukacita dan bahagia. Terik matahari pun kami bayangkan sebagai matahari yang sedang tersenyum bahkan tertawa ikut bahagia bersama kami semua.
Setelah sekitar satu jam, prosesi pun usai. Para hadirin dipersilahkan ke gedung bundar, bangunan rumah khas suku Mongol yang dikenal dengan Ger atau Yurt. Disini lah udara terasa sejuk oleh AC, sehingga sebagian tubuh yang terasa meleleh tadi, saat ini kembali segar. Gedung Ger ini cukup besar, memuat banyak meja bundar sebagai jamuan makan bersama.
Semua hadirin bahagia. Tuan rumah berterima kasih, antara lain dengan menjamu makan bersama. Hidangan sudah tersedia lengkap diatas meja. Satu demi satu hidangan kami santap, sampai pada akhirnya kami semua menghabiskan seluruh makanan yang disajikan. Sungguh nikmat serta tawa bahagia menyertai setiap tamu yang hadir. Dan khususnya mempelai berdua yang sangat bahagia, bisa sejenak bersama keluarga dan para sahabatnya.
Inilah inti misi bahagia ini, Kisah Lain di Jalur Sutra, yang mengantarkan mempelai untuk melangkah dan menapak ke dunia kehidupan baru. Semoga bahagia di dunia dan akhirat, serta Sakinah Mawaddah wa Rohmah.
Ber Sam bung . . . 14
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
Baca juga www.suaramedika.com