Catatan Kisah Asmara di Jalur Sutra 6
Terpaksa tertidur sebentar, setelah subuh. Sehingga rasa sedikit penat sudah sirna semuanya. Sesungguhnya yang menambah lebih segar adalah semangat tinggi yang kami miliki.
Kami sempatkan untuk menengok ke rooftop hotel yang nyaman itu, walau hanya sekedar melihat saja. Disediakan fasilitas gym serta kolam renang, walau pagi itu tidak banyak yang memanfaatkan. Kami hanya ingin berfoto dengan background beberapa ikon Malaysia. View dari ketinggian akan lebih mengesankan dan akan membawa kenangan yang indah. KLCC dan KL Tower paling favorit untuk foto background setiap tamu hotel. Ditambah lagi bersanding dengan kolam renang di ketinggian yang memukau.
Setelah sholat dhuhur, kami bersiap menuju bandara KLIA2, yang dikawal oleh keponakan yang tinggal di Malaysia. Perjalanan dari Face Suites hotel lancar dan tidak ada kendala. Bahkan kami sempat ngopi di bandara sebelum check in, karena diurus oleh suami keponakan.
Urusan imigrasi lancar setelah landing beberapa saat di bandara Beijing. Lima tahun yang lalu masih menggunakan bandara lama, dan sejak 2019 beralih ke bandara baru yang megah. Sebelumnya kami juga agak 'heran', kenapa bandara internasional sederhana seperti ini.
Beijing Capital International Airport yang digunakan sejak 1958, merupakan bandara tersibuk ke 2 di dunia, walau tampilannya tampak sederhana. BCIA berjarak 32 km dari ibukota, mempunyai lebih dari 100 tujuan oleh beberapa maskapai penerbangan. Itulah kesan sekilas pada tahun 2017 saat kami landing disana.
Bandara baru Beijing Daxing International Airport yang diresmikan 25 September 2019, terletak lebih dari 40 km di selatan Beijing. Bangunan bandara yang sangat megah ini dirancang oleh arsitektur wanita Irak tersohor Zaha Hadid. Karyanya sangat spektakuler, termasuk bangunan bandara yang berbentuk bunga ini.
Bandara yang masih akan dikembangkan ini memiliki 4 landasan pacu dari 7 yang direncanakan, menempati lahan 7 hektar dan mampu menampung 100 juta penumpang per tahun. Bandara yang memiliki desain interior full digital ini, dilengkapi berbagai sarana prasarana penunjang yang sangat memanjakan layanan penumpang.
Kami menyelesaikan urusan imigrasi dengan lancar, namun sudah lewat tengah malam. Di area kedatangan, kami dijemput oleh kakak ipar yang telah terlebih dahulu berada di Beijing. Dengan mengendarai 2 mobil, kami tiba di hotel di sekitar bandara, karena harus istirahat dengan segera.
Kedua mobil sempat melewati terowongan, di atasnya dilewati pesawat. Tetapi bukan sebagai landasan pacu. Dan seakan mobil hanya mengitari bandara, dan hanya di sekitar bandara saja, karena memang untuk transit.
Kami menuju gedung yang semula tampak gelap. Tetapi begitu kami mendekat ke lobby, lampu di sekitar menyinari kehadiran kami. Termasuk di lorong depan kamar hotel, awalnya terlihat gelap. Namun begitu kami melangkah ke depan lampu beberapa meter di depan kami menyala. Sedangkan lokasi atau area yang telah kami tinggalkan, lampunya akan padam. Semuanya ini karena sudah disetting secara otomatis dengan sensor gerak, sebagai efisiensi dan penghematan energi listrik.
Kami mendapatkan kamar di lantai 3. Walau sebenarnya sangat ngantuk, kami tahan sebentar, karena hampir masuk saat subuh 03.12 di awal bulan Juli 2017. Setelah itu kami istirahat, tertidur sampai waktu Dhuha, dan terbangun dalam kondisi cukup segar.
Kami tidak sempat kemana mana, hanya istirahat di kamar hotel saja. Melihat sekitar pun hanya lewat jendela. Selebihnya semuanya tiduran, sambil cerita serta merencanakan langkah kami nanti.
Ber Sam bung . . . 7
Semoga kita selalu sehat. (Abk)