Hampir setiap orang menginginkan wisata atau piknik atau bahasa gaulnya healing. Tidak pandang usia, dari anak sampai yang sudah purna pun, apalagi para pemuda. Kemanapun bila dinikmati bersama akan lebih bahagia.
Rencana yang begitu singkat tidak berarti kurang matang, walau pernah terancam gagal. Karena mepetnya hari H serta berbarengan dengan musim liburan sekolah. Sigapnya pengurus membuahkan hasil untuk menemukan solusi terbaik.
Kami akan ziarah ke 3 masjid dan 2 lokasi wisata. Masjid Jogokariyan di Yogyakarta, masjid Sheikh Zayed di Solo dan masjid Al Falah di Sragen. Pasar Klewer Solo dan Pahlawan Street Centre Madiun adalah pelengkap shafar kami.
Sabtu jam 21.00, kami berlima puluh orang dalam satu bis, berangkat dari Bojonegoro menuju masjid Jogokariyan. Sholat malam bisa kami lakukan disana, sekitar 1 jam sebelum subuh. Jamaah subuh yang penuh, di lantai 1 maupun di lantai 2, menambah semangat kita semua semakin meningkatkan ibadah.
Usai jamaah dan dzikir, hampir semua membeli sarapan atau jajanan lain, yang dijual di sekitar masjid. Dengan harga yang terjangkau, kita bisa menikmati masakan masyarakat sekitar masjid. Sekaligus kita berkontribusi menghidupkan perekonomian masyarakat bawah, dan mereka ikut juga menyehatkan kita, karena asupan nutrisi kita terpenuhi.
Masjid Jogokariyan sudah viral sejak beberapa tahun yang lalu, semenjak takmir dilaksanakan oleh anak muda potensial. Dengan manajemen kekinian, namun tetap berjalan pada rel syariah.
Selanjutnya kami meluncur ke Solo, namun singgah sebentar di toko oleh-oleh jajanan Jogja. Rombongan harus sampai masjid Sheikh Zayed sebelum dzuhur. Kami bersyukur bisa memasuki masjid yang didominasi warna putih ini sekitar 30 menit sebelum dzuhur.
Masjid Sheikh Zayed berada di Solo yang baru diresmikan pada 14 November 2022. Masjid ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Masjid Sheikh Zayed terletak di Jl. Ahmad Yani 128 Gilingan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57134. Masjid putih ini menempati lahan bekas Depo Pertamina.
Masjid baru ini, memiliki luas 8000 meter persegi, merupakan replikasi dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA. Desain Masjid Sheikh Zayed dua lantai, dan dilengkapi empat menara dan satu kubah utama. Masjid baru ini memiliki 82 kubah yang dihiasi batu pualam putih yang cantik. Motif masjid dengan nuansa emas dan putih yang menawan ini bisa menampung jamaah hingga 10.000. Namun bila hanya didalam bangunan intinya saja mampu menampung sekitar 4.000 orang.
Gaya arsitektur masjid ini sangat indah dan megah, serta fasilitas masjid juga mewah. Di Masjid ini juga terdapat perpustakaan seluas 20 meter persegi, ruang VIP (Very Important Person), ruang pengelola, taman, basement untuk tempat wudhu pria dan wanita. Masjid ini juga berpotensi menjadi destinasi wisata religi. Oleh karena itu didukung oleh lahan parkir yang luas bisa menampung 28 armada bus.
Masjid ini juga akan dikembangkan sebagai tempat pendidikan dan pengembangan dunia keislaman di Indonesia, bahkan dunia. Oleh karena itu akan dilengkapi Islamic Center yang akan menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam. Menjadi pusat pembelajaran tafsir Al Quran, Taman Pendidikan Al Quran (TPA), dan madrasah serta ekonomi syariah dengan produk halal market.
Dibangunnya masjid ini sebagai simbol persahabatan negara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA). Simbol persahabatan pun diperkuat dengan ditanamnya pohon Sala di area masjid oleh kedua kepala negara saat peresmian masjid kemarin. Meskipun memiliki ornamen bangunan khas Timur Tengah, dalam masjid ini juga terdapat sentuhan unsur budaya asli Indonesia. Di beberapa bagian lantai di Masjid Sheikh Zayed terdapat hiasan motif batik kawung.
Masjid Sheikh Zayed yang memiliki sebagian lantai desain unik motif kawung ini, spesial dengan arsitektur bangunan yang spesial pula. Oleh karena itu kita syukuri dengan merawat masjid ini dengan baik.
Para peserta ziarah diberi waktu 90 menit agar bisa berbelanja ke Pasar Klewer. Dan hal ini tidak disia siakan untuk mengunjungi pasar di depan Keraton dan Masjid Keraton.
Etape selanjutnya, singgah ke Masjid Al Falah di Sragen. Masjid ini juga menyusul viral dengan takmir para muda yang amanah. Yang juga bisa menginduksi bangkitnya perekonomian masyarakat sekitar.
Destinasi shafar terakhir adalah Madiun, Pahlawan Street Centre of Madiun. Disana terdapat miniatur Ka'bah, ternyata dalamnya adalah musholla. Jadi banyak teman yang sholat di dalam 'Ka'bah'.
Miniatur Menara Eiffel serta Air Mancur Merlion dan Kereta Cepat Jepang, melengkapi objek selpi para muda. Dan semuanya lebih lengkap dengan menyantap Pecel Madiun Ndeso.
Maka lengkaplah sudah shafar yang cukup dadakan. Namun kami bersyukur semuanya bahagia. Semuanya ambil peran, membawa bekal dan saling 'andum', berbagi dengan sesama. Semangat kami adalah mempererat silaturrahim.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)