Jelajah Bumi Anbiya 34
Trip lokasi wisata sejak kemarin sampai hari ini, selalu bergelut dengan debu. Kami bersyukur pada saat di gurun, tidak terjadi badai pasir. Sedangkan di area sekitar Mekah yang minim dengan gurun, tidak jarang terjadi badai pasir walau dalam skala kecil.
Setelah semua pose dihabiskan di gurun yang merah seperti situasi planet Mars, rombongan Halal Mania beranjak menuju destinasi selanjutnya. Inilah saat terakhir kami menaiki Double Cabin, sebagai ganti unta atau kuda dalam mengarungi gurun pasir. Di area gurun, hanya ada pasir dan bukit batu cadas serta sedikit rerumputan kering, tidak ada jalan raya, apalagi rambu lalu lintas.
Di depan terlihat sebuah bis yang sudah menunggu, dan jalan raya telah terlihat. Berarti petualangan atau penjelajahan gurun akan berakhir. Kita berpisah dengan para driver yang baik hati. Selama di perjalanan, driver kami yang berasal dari nasab Bedouin, selalu dzikir sepanjang perjalanan. Sama dengan driver mobil golf dari Masjidil Aqsha ke hotel beberapa hari yang lalu.
Semua peserta sudah merelakan untuk berpisah dengan Double Cabin, dan saat ini pindah ke dalam bis yang siap melaju. Kami hanya memindahkan tas yang berisi sebagian pakaian untuk ke Dead Sea dan gurun kemarin. Koper besar masih di bagasi bis.
Berbeda dengan perjalanan saat menuju gurun kemarin, jalan raya yang kami lewati saat ini lebih sering melewati rumah hunian. Setelah bis berjalan lebih dari 1,5 jam, sampailah di keramaian, dan berhenti di dekat bangunan yang bertuliskan Mussa Spring Hotel & Restaurant.
Kami memasuki ke sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat kolam, air di kedua kolam tidak sampai terisi separuh dan sangat bening. Air sejuk di kedua kolam itu terus mengalir, itulah Wadi Musa atau disebut Mousa's Spring.
Lokasi ini merupakan salah satu destinasi wisata rombongan Halal Mania dalam misinya Jelajah Bumi Anbiya. Dan inilah salah satu jejak dari Nabi Musa, yang bisa dimanfaatkan hingga saat ini, berupa sumber air di tengah tempat yang gersang.
Saya berusaha wudhu dengan air Wadi Musa. Selain bening, air nya terasa sejuk menyegarkan. Hampir semua peserta berusaha untuk bisa meraih air yang penuh historis. Dan air yang bening di tengah kegersangan ini telah memberikan oase kehidupan tersendiri di sekitarnya.
Beberapa peserta bisa membawa air dalam botol, dan bersamaan juga dengan orang yang mengisi air dengan jerigen. Mungkin untuk kebutuhan air minum orang sekitarnya.
Setelah kami menyegarkan diri dari debu gurun yang menyelimuti seluruh badan, walau hanya dengan seusap air, rasanya bisa segar kembali. Setelah kita semua 'mencicipi' air Mousa's Spring, bis kembali melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya.
Karena sudah waktunya makan siang, maka terlebih dahulu rombongan singgah ke resto. Suasana resto mengesankan bangunan yang sudah kuno, memang kuno atau model saja, beda tipis. Yang jelas suasana di dalamnya dingin karena ber AC.
Al Qantarah Restaurant menyediakan berbagai masakan khas Yordania yang sangat lezat. Dan masakan disajikan fresh yang baru saja dimasak oleh chef yang dapat kami saksikan. Memang Halal Mania senantiasa memilihkan dan mengutamakan layanan prima yang memuaskan.
Sekarang kami harus menyiapkan amunisi atau energi, untuk persiapan 'gerak jalan' pada sesi atau destinasi berikutnya. Kami belum mengetahui tentang Petra, yang merupakan maskot tujuan kami berikutnya. Tetapi menurut info yang kami terima, memerlukan kekuatan yang prima, untuk berjalan sejauh lebih dari 2 km di tengah teriknya sang mentari.
Ber Sam bung . . .
Semoga kita selalu sehat. (Abk)