Jelajah Bumi Anbiya 40 (Selesai)
Kami semua sangat bersyukur, sudah bisa menyapa sahabat Nabi, yang dengan ikhlas berdiam diri di tengah gurun yang gersang. Itulah contoh ke ikhlas yang sudah digariskan oleh Allah SwT. Dan kami pun harus ikhlas meninggalkan pohon Sahabi, yang di saat kami kunjungi dalam kondisi segar dan rindang walau tanah di sekitar gersang.
Bis meniti jalan setapak, dengan hikmah kami masih bisa menyaksikan kesendiriannya dari kejauhan dan semakin jauh. Sekali lagi kami berdoa yang terbaik bagi pohon Sahabi.
Sampailah kami mendekati ujung jalan setapak bis, yang ditandai dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang cukup luas. Bis sudah menginjak jalan raya ke arah kiri, untuk selanjutnya menuju Bandara Internasional Queen Alya yang terletak di wilayah Zizya sekitar 30 km selatan Amman.
Kalau warga dunia sudah mengenal Taj Mahal, sebuah bangunan yang monumental persembahan tanda cinta untuk istri, sehingga bangunan yang indah itu memakai nama istrinya. Begitu juga dengan bandara Yordania ini, diberi nama dengan nama istri Raja Hussein, Ratu Alya.
Dalam perjalanan menuju bandara, sempat saya temui, upaya untuk mengolah pertanian, padahal di area yang gersang. Negeri yang sudah kaya pun, masih mau berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan pertanian, walau cukup rumit tetap dilakukan.
Kami berpisah dengan pemandu yang sabar dan pemberi semangat. Terutama saat di gurun pasir dan jalan santai atau long march di tengah teriknya matahari ketika menuju Petra. Kami harus masuk bandara dan segera check in serta mulai antri emigrasi. Kami semua sangat bersyukur, karena segalanya lancar di Bandara internasional Queen Alya.
Tidak ada delay dengan pesawat Oman Air. Kami akan terbang menuju Muskat ibukota Oman untuk transit beberapa saat di Bandara Internasional Muskat. Pesawat Boeing 747 yang berangkat tepat waktu, dan tiba di Muskat juga tepat waktu.
Kami agak santai, bisa isi baterai yang sudah lowbat, walau bisa juga charge di pesawat. Bisa menunggu di ruang khusus yang disediakan. Sampai akhirnya banyak juga calon penumpang lain, usai melaksanakan Umroh. Tidak ada delay jadwal dari Oman Air, kami segera boarding sesuai waktu yang tertera di boarding pass.
Setelah menempati 'seat' yang telah ditentukan dan saat di cabin pesawat, kami lebih banyak gunakan waktu untuk istirahat. Sambil membayangkan pula kondisi rumah yang home sweet home, sudah lewat dari 10 hari telah tinggalkan rumah.
Saat Oman Air Boeing 787 sudah membawa kami terbang di angkasa menuju Jakarta, mulailah ingatan kami melambung flashback pada beberapa hari yang lalu tentang serunya grup Halal Mania ini. Mulai penyelenggaranya, pemandu wisatanya dan para peserta yang majemuk, ada yang pendiam, ada yang suka menolong, Kiai Ustad dan masih banyak lagi, pokoknya baik semua.
Sejenak memori kami melayang ke Mesir. Keindahan dan kenyamanan Hotel Grand Nile Tower sangat memberi semangat kami. Apalagi didampingi pemandu wisata handal om Mustofa, sangat fasih bahasa kita dan seakan bisa menyelami kehidupan negeri ini.
Awal langkah kami ke komplek Imam Syafi'i, National Museum of Egyptian Civilization, kemudian ke Giza. Melihat Piramida dan sekaligus kami menaikinya sebatas yang diijinkan. Homemade papyrus serta pusat parfum juga kami kunjungi. Universitas ternama dan Masjid Al Azhar impian ilmuwan muslim, kami sholat disana dan peninggalan serta perjuangan Salahuddin Al Ayyubi. Masjid Husein dan pasar Halili serta dinner di kapal pesiar sungai Nil.
Semenanjung Sinai sangat memukau. Mulai Sinai market & cafe, 'mbrobos' terusan Suez, di Mousa Coast, Saint Catherine dan Nuweiba yang sangat menakjubkan. Dan akhirnya sampai lan ke Taba border yang menegangkan.
Negeri Isra'Mi'raj dan negeri para Nabi yang kami impikan dan menjadi tujuan utama kami, walau infonya penuh dengan ketegangan. Bersama pemandu Om Naseh, di awali ke Mount of Temptation di Jericho, Nabi Mosa Mosque, ke komplek Masjidil Aqsha yang sangat dirindukan semua muslim. Komplek makam Nabi Ibrahim dan keluarga di Hebron dan ke Makam Nabi Yunus.
Akhirnya kami menyeberang ke Negeri gersang yang kaya, dimulai mengunjungi Dead Sea, Glamping di gurun yang gersang Wadi Rum, gurun yang luas gunung cadas area Star Wars, Wadi Musa, 'istana' Petra yang memukau. Didampingi oleh om Ahmad Abu Jabal yang sabar.
Diakhiri melepas lelah di Olive Tree hotel Amman, Napak tilas di Gua Al Kahfi serta silaturrahim ke sahabat Rasulullah SAW, pohon Sahabi.
Itulah perjalanan perjuangan kami lewat Halal Mania dalam misinya Jelajah Bumi Anbiya. Selama beberapa hari kami merasa senasib dan sepenanggungan serta penuh perjuangan bersama. Dan sampai pada saat di tanah air pun bagi kami tidak ada kata perpisahan. Jadi silaturrahim ini insyaAllah tetap menyambung, dan tidak mudah melupakan semua itu.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)