Pohon Sahabi Sahabat Nabi

drabudik
0

 

Pohon Sahabi

Jelajah Bumi Anbiya 39


Hikmah dari kisah Ashabul Kahfi, antara lain kita harus bersabar dan tawaqal kepada Allah. InsyaAllah akan dilindungi dari kedzaliman duniawi, seperti saat itu terselamatkan dari kebengisan kekuasaan.


Satu lagi destinasi terakhir pada rangkaian Jelajah Bumi Anbiya, kami akan ziarah ke sebuah pohon The Blessed Tree atau Tree of Al Buqayawiyya. Pohon yang diberkahi ini insyaAllah berusia sekitar 1500 tahun, dan kami memerlukan waktu tempuh lebih 2 jam perjalanan dengan bis. Pohon yang juga dikenal dengan pohon Sahabi ini, termasuk jenis pohon Pistachio Atlantik.

Pohon Sahabi


Pohon yang kokoh ini terletak di Yordania, tepatnya di tengah gurun yang gersang di Safawi, sekitar 150 km dari pusat kota. Pohon yang diberkahi ini tampak sangat rindang, saat kami ikut berteduh disana. Padahal gurun disekitarnya sangat kering kerontang, sehingga saat dilalui bis kami, debu beterbangan tidak henti hentinya.

Pembangkit listrik tenaga surya


Tidak ada ruas jalan beraspal untuk menuju pohon yang sendirian itu, melainkan jalan setapak untuk bis. Saat kami lepas dari jalan raya, di kanan kami ada lahan luas yang tandus, digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jadi penuh dengan Sel Surya. Sama seperti perjalanan dari Petra ke Amman, lahan kosong digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan baling baling raksasa, mengingatkan saat di Zhang Jia Kao China Utara pada 2017 yang lalu.

Pembangkit listrik tenaga angin


Wilayah Safawi diyakini sebagai jalur perdagangan kuno antara Mekah dan Damaskus, rute yang selalu dilalui para kafilah. Diyakini bahwa salah satu kafilah tersebut pergi ke Suriah dari Mekah. Kafilah dari Mekah itu membawa serta anak berusia 12 tahun, diajak pamannya Abu Thalib untuk berdagang ke negeri Syam.

Al Buqayawiyya


Rombongan kafilah duduk berteduh dibawah pohon Al Buqayawiyya itu, termasuk (Nabi) Muhammad yang diajak pamannya Abu Thalib. Pohon yang rindang ini dianggap saksi hidup dan sekaligus 'sahabat' Rasulullah SAW. Oleh karena itu disebut sebagai Pohon Sahabi, dan sampai saat ini karena ijin Allah, pohon yang pernah disandari Rasulullah SAW di waktu kecil, masih tetap rindang.

Pohon Sahabi


Bis berhenti di jalan setapak bis, dan debu masih beterbangan di sekitar bis. Tetapi kayaknya para peserta Jelajah Bumi Anbiya tidak menghiraukan debu yang bertebaran. Karena ingin segera bertemu dengan satu satunya sahabat Rasulullah SAW yang masih ada.


Kami berjalan ke tengah gurun yang tiada 'kehidupan' kecuali pohon Sahabi itu. Dengan penuh semangat semuanya bergegas menerobos debu yang masih menyelimuti sekitar kami. Tampak dari kejauhan, grup wisata lain dan terdapat 2 bis yang parkir berdekatan dengan bis kami.

Pohon Sahabi


Semua peserta jelas berteduh disana, bahkan tidak sedikit yang memeluk pohon berusia 1500an tahun itu. Tampak tekstur kulit pohon memang tidak seperti biasanya, terlihat pecah pecah tidak rata. Bagaikan kulit manusia yang sudah tua, keriput, namun masih kokoh. Dan pada saat kami ke Al Buqayawiyya, daunnya sangat rindang seperti halnya pohon segar. Padahal kondisi lahan disekitar sangat tandus dan tidak ada pohon lain, SubkhanaAllah. 

Pohon Sahabi


Tidak ada yang melewatkan waktu untuk beraksi dengan kamera HPnya, semua gaya muncul. Apalagi grup lain itu dari Bangladesh, tambah seru lagi. Dan ini juga merupakan destinasi wisata terakhir, sehingga seakan semua gaya dihabiskan disini. 

Al Buqayawiyya


Dan akhirnya semua peserta Jelajah Bumi Anbiya dari Halal Mania tour, berdoa kepada Allah untuk pohon yang telah memberikan banyak tanda kekuasaan Allah dan tanda keRasulan Muhammad SAW. 


Dengan berat hati kami pun harus meninggalkan pohon ini dengan perasan sedih. Karena tidak mudah untuk bisa silaturrahim ke sahabat Rasulullah ini, apalagi dengan para peserta Halal Mania yang sangat cocok ini.


Kami harus menuju bis dengan perasaan berat, seperti berpisah dengan sahabat. Kami berdoa pula, semoga bisa berjumpa lagi dengan pohon Sahabi di surga, bersama Rasulullah SAW.

Al Buqayawiyya


Bis melaju tidak cepat, karena memang di jalan setapak menuju jalan raya. Semuanya meninggalkan pohon Sahabi sendirian, di tengah gurun yang gersang. 


Ber Sam bung  . . .


Semoga kita selalu sehat.  (Abk)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Accept !