Glamping di Wadi Rum

drabudik
0

 

Glamping Wadi Rum

Jelajah Bumi Anbiya 32


Di Wadi Rum tersedia beberapa kelompok camp, ada yang pas di bawah batu cadas yang menjulang tinggi. Namun kami menempati di kaki perbukitan yang cukup landai. Tetapi campingnya tetap bersusun, sesuai dengan ketinggian bukit, namun tidak terlalu tinggi.

Glamping Wadi Rum


Kami dan peserta lain mendapatkan tenda camping seperti bentuk kamar biasa, tetapi ada yang menempati tenda camping berbentuk seperti mangkok di balik, wah sungguh menarik. Ada juga model tenda seperti mangkok gelas yang terbalik, jadi sambil tiduran bisa lihat bintang berkedip


Rombongan Halal Mania tiba di area Wadi Rum Royal Camp sudah melewati maghrib, berarti suasana sudah gelap. Dan langsung masuk resto, hidangan belum tersaji, karena memang menunggu kehadiran kami. Resto menyiapkan masakan tradisional khusus untuk Halal Mania. 

Zarb Wadi Rum


Kami akan menyaksikan demo kuliner tradisional khas suku Bedouin yang sangat nikmat ketika disantap di gurun. Mereka menyebutnya Zarb, terbuat dari daging berbumbu yang telah dicampur dengan sayuran dan kemudian dipanggang dalam tanah menggunakan batu bara yang ditutupi pasir.


Dengan proses pemanggangan inilah yang menjadikan daging bisa terlepas dari tulangnya. Sajian dinner pada malam ini sangat istimewa, yang sebelumnya belum pernah kami bayangkan. Sensasi kuliner inilah yang merupakan salah satu daya tarik para wisatawan yang datang ke negeri padang pasir cukup gersang ini.


Suku Bedouin atau yang disebut sebagai pengembara padang pasir ini merupakan suku yang dikenal dengan keramahannya serta cara hidupnya yang nomaden. Biasanya suku ini tinggal di lahan berkelok dan terjal. Meski begitu mereka sangat ramah terhadap pendatang.


Teh dan kopi Bedouin merupakan sajian khas dari suku pengembara ini, untuk siapapun yang bertamu. Dan kami sudah menikmati sajian ini beberapa saat setelah tiba. Kopi dan tehnya memiliki rasa yang khas, dengan aroma rempah dan mint.

Resto Wadi Rum


Kami semua menyantap dengan lahab, masakan tradisional Bedouin Zarb yang baru matang setelah diangkat dari dalam pendaman pasir atau tanah. Sungguh lezat dan khas rasanya, kami semua menikmati kuliner tradisional pedalaman Yordania ini, ketika masih hangat.


Sungguh kenyang dengan sajian masakan yang dimasak secara tradisional serta sensasional ini. Dan setelah itu, kami pun ke kamar masing masing untuk membersihkan diri dan istirahat. Sayangnya tidak ada api unggun seperti saat kami di pedalaman Zhang Jia Kao China 6 tahun yang silam.


Ber Sam bung . . .


Semoga kita selalu sehat. (Abk)

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Accept !