Jelajah Bumi Anbiya 18
Sebuah sarana penunjang dan pelengkap yang berada di halaman Masjid Qibli, adalah sebuah air mancur kuno. Al Kas merupakan sebutan dari air mancur itu, yang saat ini difungsikan sebagai tempat wudhu. Namun sangat jarang diperhatikan orang, karena tujuan utama ziarah adalah seperti dibawah ini.
Transit Rasulullah
Selain menunaikan ibadah Haji dan Umroh, hampir setiap muslim pasti ingin ziarah ke Masjidil Aqsha, yang juga dikenal sebagai Baitul Maqdis. Pada saat peristiwa atau terlaksananya Isra' Mi'raj, Masjidil Aqsha merupakan salah satu lokasi dalam rangkaian diperjalankannya, sebagai tempat 'singgahnya' Rasulullah, sebelum perjalanan berikutnya. Oleh karena itu, kita semua memimpikan untuk mengunjunginya.
Masjid kedua
Tempat ibadah yang pertama di dunia ini adalah Masjidil Haram, yang merupakan pusat ibadah umat Islam seluruh dunia. Termasuk rangkaian ibadah Haji dan Umroh dilaksanakan di Masjidil Haram dan sekitarnya.
Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsha adalah tempat ibadah atau masjid kedua di dunia ini. Selain itu, tempat yang barokah ini juga pernah sebagai tempat sholat Rasulullah selama 'transit' beberapa saat, ketika Beliau diperjalankan dalam rangkaian Isra' Mi'raj.
Kiblat pertama
Umat muslim pernah mempunyai kiblat yang pertama selama 17 bulan, menghadap ke Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsha. Kemudian karena ketentuan Allah, setelah turunnya ayat 144 QS Al Baqarah, kiblat umat Islam beralih ke Ka'bah yang berada di Masjidil Haram.
500x
Tata cara ibadah seorang muslim, sudah diatur dan ditentukan, termasuk sholat. Nilai pahala sholat di masjid lebih baik daripada di rumah. Sholat di 3 Masjid ini sangat lebih baik lagi dibandingkan di masjid lain. Sholat di Masjidil Haram mendapatkan pahala setara dengan 100.000 kali di Masjid yang lain. Di Masjid Nabawi pahala 1.000 kali, dan di Masjidil Aqsha mendapatkan 500 kali.
Tempat ziarah 3
Baitul Maqdis atau Masjidil Aqsha merupakan salah satu dari 3 masjid yang dianjurkan untuk dikunjungi oleh Rasulullah. Makanya hampir setiap muslim memimpikan dan berusaha untuk bisa berziarah ke Masjidil Aqsha.
Itulah keutamaan Masjidil Aqsha sehingga menjadi daya tarik umat Islam dari seluruh dunia. Mereka datang dari jauh dan tidak mudah mendapatkan visa dan ijin imigrasi. Hal itu terjadi, karena suasana politik antar negara, yang memberi dampak dan kesulitan tertentu terhadap peziarah Masjidil Aqsha.
Selain itu Masjidil Aqsha juga memiliki icon lain, yaitu sebuah air mancur kuno. Dan pada saat ini difungsikan sebagai sarana untuk wudhu.
Air mancur iconik ini berlokasi diseberang pintu masuk Masjid Qibli. Al Kas sebutan air mancur ini digunakan untuk wudhu, terutama oleh laki-laki. Di tengahnya terdapat penampungan air berbentuk seperti mangkok atau baskom.
Al Kas berbentuk melingkar yang dikelilingi oleh pagar besi dengan ornamen yang khas. Di lingkaran ini terdapat beberapa kran air yang melingkar pula. Di depan masing masing kran terdapat tempat duduk yang digunakan untuk wudhu.
Saat akan berwudhu, kita harus turun sampai 4 anak tangga. Kemudian duduk dengan tenang untuk mengambil air wudhu dari air mancur Al Kas di Baitul Maqdis yang barokah.
Konon air mancur yang melengkapi dan memperindah kompleks Masjidil Aqsha ini, dibangun oleh kesultanan pada pemerintahan tahun 589H atau pada tahun 1193M. Dan kemudian tentunya dilakukan renovasi oleh kesultanan berikutnya.
Untuk melengkapi sarana ibadah atau kehidupan, termasuk pepohonan di kompleks Masjidil Aqsha dan sekitarnya, di tempat yang barokah ini terdapat sekitar 27 sumber mata air. Dan semuanya bermanfaat bagi masjid serta kehidupan sekitarnya.
Al Kas sebuah air mancur kuno yang masih berfungsi sampai dengan saat ini. Dan sangat bermanfaat membantu saat jamaah masjid untuk berwudhu di saat batal.
Ber Sam bung . . .
Semoga kita selalu sehat. (Abk)
