Rombongan Belanda dan Bojonegoro yang berangkat dari Jogja, sudah menunggu beberapa menit yang lalu di stasiun Poncol. Sebelumnya saya sudah komunikasi lewat smartphone, mereka semua tampak enjoy dan santai. Begitu saya turun dari kereta, langsung disambut istri dan adik, setelah selesai dari toilet stasiun.
Rombongan asal Belanda 4 orang, yang terdiri dari kakak ipar dan suaminya, teman kakak asal Maroko dan yang satu lagi berasal dari Yaman. Yang 3 orang dari Bojonegoro, yang berangkat menjemput ke Jogja beberapa hari yang lalu. Kami semuanya berdelapan dalam satu kendaraan menuju Jepara, melewati Demak. Tentu saja agak berdesakan, walau barang bawaan sudah ditata di bagasi atas.
Karena sudah dini hari, rombongan istirahat sebentar Pecangaan, walau sebenarnya jalanan agak sepi. Setelah adik sudah bisa istirahat sekitar setengah jam, maka rombongan kami melaju kembali. Dan akhirnya tiba di pantai Kartini Jepara sebelum subuh.
Kami semuanya memanfaatkan waktu untuk bisa istirahat sebentar sambil menunggu tibanya waktu sholat. Menyantap snek ditemani kopi jae di warung dalam halaman parkir pelabuhan, rasanya cukup menyegarkan, walau di hari biasa, kita tidak melirik snek itu. Sesekali sedikit rebahan di kursi panjang warung yang juga menyediakan mushola. Setelah sholat, kami rebahan lagi sampai tertidur.
Sekitar jam 6 pemilik biro travel datang, langsung mengurus kelengkapan tiket. Peserta 2 orang dari Belanda belum vaksin ke 3 atau booster pertama, kebijakan negeri ini pada saat itu 15 Agustus 2022 seperti ini. di lain pihak, karena kebijakan di Belanda, kalau sudah pernah terinfeksi covid-19, dianggap seakan sudah vaksin dan tidak perlu lagi booster. Logikanya, sudah vaksin alami karena terinfeksi, dan begitu memang tubuh membentuk antibodi.
Akhirnya masalah vaksin bisa terselesaikan dengan bisa menerima penjelasan tadi. Sebelum jam 9, kami boarding dan langsung masuk kabin kapal cepat. Jadwal yang sedianya berangkat jam 9, ternyata harus tertunda 27 menit. Sebelumnya, sekitar jam 6 tadi telah berangkat kapal feri biasa, yang juga dipenuhi oleh penumpang.
Dalam penyeberangan ke Karimun Jawa semua kapal feri penuh penumpang, dengan kursi yang tersedia 400 orang dalam feri cepat. Pandemi memang telah menyandera warga dunia, menjadi terbatasi, kurang bisa bepergian. Dan sejak Hari Raya 1443H kemarin, euforia masyarakat negeri ini dan dunia, seakan lepas dari kekang.
Cuaca agak mendung, sehingga sampai menghalangi cerah sinar matahari. Padahal sepekan yang lalu, sudah tidak ada mendung apalagi hujan. Seakan benar-benar sudah memasuki musim panas. Sejak 3 hari sebelum saat ini, setiap hari pasti mendung dan terkadang turun hujan.
Feri expres Bahari melaju dengan kecepatan sekitar 40 km/jam, sehingga penyeberangan memakan waktu sekitar 2,5 jam . Waktu yang longgar ini tidak kami sia siakan, kami gunakan untuk istirahat, karena memang beberapa hari sebelumnya kami semua kurang tidur.
Akhirnya tiba di Karimun Jawa pada pk 12.05. Kami lgsg di jemput mobil travel menuju home stay. Setelah menikmati makan siang, bisa istirahat sejenak. Acara akan dilanjutkan pk 14.00.
Semoga kita selalu sehat. (Abk)